Selasa, 08 Maret 2016

ADI (Acceptable Daily Intake)



Nilai ADI (Acceptable Daily Intake) Dari Suatu BTP

Bahan tambahan pangan (BTP) merupakan bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, sengaja ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat pangan. BTP banyak digunakan di industri besar sampai industri rumah tangga untuk memperbaiki sifat tertentu dari suatu bahan pangan. Misalnya eritrosin yang digunakan di industri permen untuk memberikan warna merah atau Na-Benzoat yang ditambahkan untuk mengawetkan produk yang mempunyai pH rendah (contoh jus).

ADI (Acceptable Daily Intake)
BTP (secara umum) termasuk dalam zat yang berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebih. Tingkat bahaya dari suatu BTP dapat dilihat dari nilai ADI-nya.  ADI (Acceptable Daily Intake) merupakan jumlah maksimum suatu BTP dalam milligram per kilogram berat badan yang dapat dikonsumsi setiap hari selama hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap kesehatan (mg/kg berat badan/hari). Jika konsumsi suatu BTP melebihi nilai ADI-nya, maka akan menimbulkan efek negatif, misalkan kanker dan lain sebagainya.

Tiap jenis BTP mempunyai ADI yang berbeda-beda nilainya, semakin kecil nilai ADI dari suatu BTP, maka semakin berbahaya BTP tersebut jika dikonsumsi. Misalkan nitrit dan nitrat yang merupakan BTP jenis pengawet yang umumnya digunakan pada produk olahan daging. Nitrit mempunyai nilai ADI 0.06 mg/kg berat badan/hari dan nitrat yang mempunyai nilai ADI 0.37 mg/kg berat badan/hari. Dilihat dari tingkat resikonya, maka nitrit jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan nitrat.

Menentukan Nilai ADI
ADI ditentukan dengan menggunakan nilai NOAEL (No-Observed-Adverse-Effect Level). NOAEL merupakan konsentrasi maksimum dari BTP yang diberikan ke hewan percobaan yang tidak bersifat toksik ke hewan percobaan tersebut. Nilai ada dapat ditentukan dengan rumus
ADI = NOAEL/f
f merupakan faktor konversi yang nilainya antara  10 sampai 100. Nilai f yang umum digunakan adalah 100. Hal ini bertujuan agar nilai ADI semakin kecil, sehingga dapat menjadi peringatan dini bagi konsumen agar tidak mengkonsumsi BTP secara berlebih dan juga memperkecil nilai ML (maximum level) dari BTP yang boleh ditambahkan di industri pangan.
berikut contoh nilai ADI pada kemasan makanan